NHW #9 IIP Batam Batch 5

soal aksi dan reaksi 

berbicara soal ketertarikan jujur saya punya begitu banyak ketertarikan pada hal hal baru dan saya tidak segan segan untuk membeli buku atau juga mengeluarkan dana untuk sesuatu yang saya tertarik tersebut. tapi permasalahannya adalah mulai dari yang manakah ini nanti??

maka akan saya coba membuat beberapa list dahulu sebelum saya mencoba beraksi atas reaksi ketertarikan yang terjadi dari dalam diri saya ini.

nhw 9

Semua tentang belajar

Hampir setiap hari saya menuliskan Surat cinta untuk suami saya melalui WA. Saya biasa merenungkan kejadian segarían ini dan mengaggumi perjuangannya untuk Kami ketika tidur. Dan rasanya meskipun Ada kejengkelan dalam hati karena Ada bbrp hal yg saya rada tidak sesuai harapan namun selalu Saja banyak hal yang membuat saya kagum pada nya dan akhirnya membuat saya jatuh cinta lagi dan lagi pada suami saya. Dan setiap Pagi sehabis salat subuh biasanya día cek hape dan d saat itu meskipun día tak pernah Membalas Surat saya namun saya tahu Dari perubahan sikapnya setiap Pagi, senyumnya dan ceria nya cara día Mencium dan memeluk saya, cara día membantu meringankan pekerjaan saya di Pagi hari saya tau bahwa día Suka dengan apa yang saya tuliskan.

Suami saya bukan orang yg romantis, Dia sangat perfecsionis , Bawel, Suka seenaknya sendiri dan workaholic, namun menurut saya día sangat bertanggung jawab, penyayang, Sabar dan cukup dewasa menghadapi saya. Dan itu semua membuat saya merasa cukup inn syaa Allah.

Kami me nikah tanpa melalui pacaran. Meskipun dahulu Kami satu kampus tapi hanya sekedar tahu sama tahu. Masih saya ingat bagaimana akhirnya kami berproses. Ketika proposal sudah saling di tukar dan saya cuma bisa pasrah menunggu bagaimana Allah akan mengakhiri semua ini namun dia yang selalu optimis membuat proses kami terasa begitu cepat.

Di awal pernikahan hari hari pernikahan kami banyak dihabiskan dengan pertengkaran karena kami masih belom mengenal satu sama lain dan saya menunggu suami di kota yang sama namun tinggal sendirian sedangkan suami harus menjalani tugas negara dan tinggal di asrama.

Perasaan jenuh dan kesepian mulai menggelayuti saya. Suami yg lelah datang pada saya yang jenuh, maka terjadilah perang mulut. Saya menyadari saya dan suami adalah orang yang pandai berargumen, dan belom ada yang mau mengalah satu sama lain sehingga pertemuan dengan suami saat itu penuh dengan tangis dan juga tawa.

Jika diingat banyak hal yang mash belom klop rasanya, namun Allah memang tak pernah salah pilih. Kombinasi semua hal yg ada,baik yang saya suka maupun yang tidak nampak melengkapi satu sama lain dan all i could say was perfect !

Dan kami berdua ini sedang belajar mengenal dan memahami satu sama lain lebih dalam setiap harinya. Meskipun begitu kami punya visi dan Misi yang sama dalam mendidik anak.

Kami bercita cita menjadikan anak kami seorang yang soleh/ Solehah yang hafal dan paham quran. Kami bercita cita untuk bisa masuk surga bersama sama sehingga apa yang kami tanamkan pada putra putri kami selalu berkaitan dengan hal tersebut.

Semoga Allah memudahkan semuanya, mengingat saat ini banyak hal yang menjadi tantangan kami dalam mewujudkan mimpi tersebut, baik itu dari internal pribadi kami sebagai orang tua yang tidak sempurna dan juga external.

Kami ini bukan orang tua yang sempurna yang tahu tentang segala sesuatu. Zaman kian bergerak maju banyak hal yang akan berubah. Selain itu kesiapan mental anak juga perlu di perhatikan. Bagaimana kami harus menanamkan nilai nilai agama dan ketaatan di saat banyak terjadi hal hal yang berbau pelanggaran di pertontonkan dan dianggap wajar.

Kami ini tak bisa selamanya mendampinginya dalam setiap situasi dan kondisi, namun ikhtiar dalam meraih mimpi mimpi bersama itu penting dan sisanya biar kepasrahan kami kepada Allah yang menjamin mimpi mimpi keluarga kami terwujud dalam diri putra putri kami kelak. Namun kami akan terus belajar dan belajar hingga keturunan kami ini pun menjadi generasi pembelajaran yang penuh dengan ketawakalan. Aamiin

#NHW3

#iipbatam

all about me..

ada sebuah kebiasaan yang saya senang dan masih sering kami (saya dan suami) lakukan sebelum tidur, yaitu ngobrol malam sebelum tidur. salah satu obrolan yang cukup membuat suami saya berpikir dan salah tingkah adalah tugas iip NHW #2 mengenai checklist indikator sebagai istri dan ibu. jika saya amat amati suami saya agak sedikit khawatir untuk mengungkapkan checklist indikator karena apa yang akan disampaikannya nanti mejadi sebuah tuntuan yang terlalu berat untuk saya pribadi dan menjadi beban tersendiri sehingga membuat saya tertekan. namun begitu beliau cukup hati hati dalam menyampaikannya dan saya cukup sadar diri untuk introspeksi diri. sebelum memulai cheklist nya saya sadar siapa dan bagaimana suami saya ini. suami saya adalah typical orang yang sangat suka bekerja dan rapi. maksudnya adalah beliau sangat all out dan cukup sibuk dengan urusan di kantor, sehingga sering sekali pulang malam dan terkadang weekend pun tidak punya. namun begitu beliau adalah orang yang sangat bertanggung jawab pada keluarga. jam berapapun pulang kantor pasti menyempatkan bermain dengan anaknya ataupun jika anak kami sudah tidur keesokan harinya dia pasti akan bermain dengan anaknya walau hanya sebentar atau memandikan anak kami di pagi hari. beliau juga seorang yang sangat rapi, sangat suka kerapian di rumah, namun tidak menuntut saya untuk mengerjakan pekerjaan rumah berlebihan karena suami saya pun ikut terlibat dan ambil bagian dalam berpartisipasi membersihkan rumah walau itu weekdays, bahkan jika weekend atau tanggal merah beliaulah yang turun tangan membersihkan rumah bahkan memasak untuk saya dan anak saya, sedangkan saya bermain bersama anak kami. namun begitu tetap saja sebagai seorang suami pastilah memiliki kewajiban dalam mendidik istri, dan saya sadar beberapa hal yang memang sedang saya usahakan untuk terus konsisten mengikuti pola suami dan sistem kerjanya. berikut adalah chekclist yang kami sepakati:

sebagai individu :

  1. rajin tilawah (7 kali dalam seminggu)
  2. shalat di awal waktu dan di sertai dengan shalat ra’atib jika sempat  (7 kali dalam seminggu dan 2 kali untuk ra’watib dalam seminggu)
  3. shalat duha  (5 kali dalam seminggu)
  4. shalat tahajud  (5 kali dalam seminggu)
  5. konsisten dalam meletakan barang  (7 kali dalam seminggu)
  6. baca buku sebulan (1 judul buku/ bulan)
  7. rutin menulis blog (1 bulan sekali)
  8. menulis buku (1 kali dalam 2 tahun)
  9. rajin ikut kajian (1 kali dalam 1 minggu)

sebagai ibu :

  1. lebih sabar mendidik anak terutama setiap pagi  (7 kali dalam seminggu)
  2. belajar tentang tumbuh kembang anak (1 kali setiap bulan)
  3. tidak suka menunda makan atau men-skip makan dengan alasan diet (7 kali dalam seminggu)
  4. belajar memasak yang variatif dan membuat camilan (2 kali dalam seminggu)
  5. belajar membuat permainan bersama anak (2 kali dalam seminggu)
  6. tidak membiarkan anak menangis terlalu lama (7 kali dalam seminggu)
  7. ajarkan anak tentang agama  misal seperti memulai segala sesuatau yang baik dari sebelah kanan, membaca bismilah ketika akan makan, minum sambil duduk (7 kali dalam seminggu)
  8. jangan sering pegang gadget di depan anak (7 kali dalam seminggu)

sebagai istri :

  1. mengingatkan suami sholat di awal waktu di masjid (7 kali dalam seminggu)
  2. lebih lemah lembut (7 kali dalam seminggu)
  3. lebih sabar menghadapi suami  (7 kali dalam seminggu)
  4. belajar memasak lebih variatif  (7 kali dalam seminggu)
  5. lebih rajin merawat tubuh  (7 kali dalam seminggu)
  6. lebih tertib dalam meletakkan barang barang  (7 kali dalam seminggu)
  7. selalu ceria ketika suami pulang kantor  (7 kali dalam seminggu)

PS: berhubung anak kami masih baby (10 month) sehingga semua indikator sebagai ibu ini disepakati oleh saya dan suami saja.

#NHW2, #kuliahmatrikulasibatch5, #IIPBatam