Hampir setiap hari saya menuliskan Surat cinta untuk suami saya melalui WA. Saya biasa merenungkan kejadian segarían ini dan mengaggumi perjuangannya untuk Kami ketika tidur. Dan rasanya meskipun Ada kejengkelan dalam hati karena Ada bbrp hal yg saya rada tidak sesuai harapan namun selalu Saja banyak hal yang membuat saya kagum pada nya dan akhirnya membuat saya jatuh cinta lagi dan lagi pada suami saya. Dan setiap Pagi sehabis salat subuh biasanya día cek hape dan d saat itu meskipun día tak pernah Membalas Surat saya namun saya tahu Dari perubahan sikapnya setiap Pagi, senyumnya dan ceria nya cara día Mencium dan memeluk saya, cara día membantu meringankan pekerjaan saya di Pagi hari saya tau bahwa día Suka dengan apa yang saya tuliskan.
Suami saya bukan orang yg romantis, Dia sangat perfecsionis , Bawel, Suka seenaknya sendiri dan workaholic, namun menurut saya día sangat bertanggung jawab, penyayang, Sabar dan cukup dewasa menghadapi saya. Dan itu semua membuat saya merasa cukup inn syaa Allah.
Kami me nikah tanpa melalui pacaran. Meskipun dahulu Kami satu kampus tapi hanya sekedar tahu sama tahu. Masih saya ingat bagaimana akhirnya kami berproses. Ketika proposal sudah saling di tukar dan saya cuma bisa pasrah menunggu bagaimana Allah akan mengakhiri semua ini namun dia yang selalu optimis membuat proses kami terasa begitu cepat.
Di awal pernikahan hari hari pernikahan kami banyak dihabiskan dengan pertengkaran karena kami masih belom mengenal satu sama lain dan saya menunggu suami di kota yang sama namun tinggal sendirian sedangkan suami harus menjalani tugas negara dan tinggal di asrama.
Perasaan jenuh dan kesepian mulai menggelayuti saya. Suami yg lelah datang pada saya yang jenuh, maka terjadilah perang mulut. Saya menyadari saya dan suami adalah orang yang pandai berargumen, dan belom ada yang mau mengalah satu sama lain sehingga pertemuan dengan suami saat itu penuh dengan tangis dan juga tawa.
Jika diingat banyak hal yang mash belom klop rasanya, namun Allah memang tak pernah salah pilih. Kombinasi semua hal yg ada,baik yang saya suka maupun yang tidak nampak melengkapi satu sama lain dan all i could say was perfect !
Dan kami berdua ini sedang belajar mengenal dan memahami satu sama lain lebih dalam setiap harinya. Meskipun begitu kami punya visi dan Misi yang sama dalam mendidik anak.
Kami bercita cita menjadikan anak kami seorang yang soleh/ Solehah yang hafal dan paham quran. Kami bercita cita untuk bisa masuk surga bersama sama sehingga apa yang kami tanamkan pada putra putri kami selalu berkaitan dengan hal tersebut.
Semoga Allah memudahkan semuanya, mengingat saat ini banyak hal yang menjadi tantangan kami dalam mewujudkan mimpi tersebut, baik itu dari internal pribadi kami sebagai orang tua yang tidak sempurna dan juga external.
Kami ini bukan orang tua yang sempurna yang tahu tentang segala sesuatu. Zaman kian bergerak maju banyak hal yang akan berubah. Selain itu kesiapan mental anak juga perlu di perhatikan. Bagaimana kami harus menanamkan nilai nilai agama dan ketaatan di saat banyak terjadi hal hal yang berbau pelanggaran di pertontonkan dan dianggap wajar.
Kami ini tak bisa selamanya mendampinginya dalam setiap situasi dan kondisi, namun ikhtiar dalam meraih mimpi mimpi bersama itu penting dan sisanya biar kepasrahan kami kepada Allah yang menjamin mimpi mimpi keluarga kami terwujud dalam diri putra putri kami kelak. Namun kami akan terus belajar dan belajar hingga keturunan kami ini pun menjadi generasi pembelajaran yang penuh dengan ketawakalan. Aamiin
#NHW3
#iipbatam